CIRI – CIRI ANIMALIA
Kingdom animalia disebut juga dunia hewan , memiliki bentuk dan ukuran beragam, juga cara bergeraknya yang berbeda – beda.
Berikut ciri – ciri kingdom animalia.
a.Selnya bersifat eukariotik.
b.Tidak memiliki dinding sel.
c.Heterotrof / tidak bisa menghasilkan makanan sendiri.
d.Bereproduksi secara seksual.
e.Multiseluler.
f.Hidup di darat maupun di air.
Hewan bersifat multiseluler artinya terdiri atas banyak sel. Sel eukariotik artinya sel yang memiliki membrane inti atau dengan kata lain pada sel eukariotik materi inti sel dibatasi oleh sistem membran. Bagian luar sel hewan dibatasi oleh membrane sel karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
2.Hewan bersifat heterotroph
Hewan sangat bergantung dengan organisme lain dalam memperoleh makanan. Itulah sebabnya hewan dilengkapi dengan sistem pencernaan dari yang sederhana ( pada porifera ) hingga yang kompleks ( pada mamalia ).
3.Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual
Bentuk tubuh hewan dapat dibedakan berdasarkan simetri tubuh dan lapisan penyusun tubuhnya.
Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dibedakan menjadi simetri radial dan simetri bilateral. Bentukl tubuh simetri radial artinya bagian tubuhnya tersusun melingkar. Jika bagian tubuhnya dipotong maka akan menghasilkan bentuk yang sama. Hewan dengan simetri radial mempunyai bagian puncak yang disebut sisi oral dan bagian dasar disebut aboral.
Simetri bilateral artinya bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika tubuhnya dipotong melalui mulut dan anusnya, maka akan mendaoatkan bagian yang sama antara sisi kiri dan sisi kanan. Hewan bersimetri bilateral mempunyai sisi atas yaitu dorsal, sisi bawah ventral, sisi kepala atau sisi depan yang disebut anterior dan sisi ekor atau atau sisi belakang yang disebut posterior.
-Berdasarkan Lapisan Penyusun Tubuh
Berdasarkan lapisan tubuhnya hewan dikelompokan menjadi diploblastik dan triploblastic. Hewan diploblastik dibangun oleh dua lapisan tubuh yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (gastrodermis). Ektoderm merupakan lapisan paling luar dan endoderm merupakan lapisan dalam yang berupa rongga.
Triploblastic dibangun oleh tiga lapisan tubuh yaitu endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh, hewan triploblastik dapat dibedakan menjadi tiga yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata.
a.Aselomata adalah hewan yang belum mempunyai rongga tubuh ( tubuhnya padat tanpa rongga ).
c.Selomata adalah hewan yang mimiliki rongga tubuh. Mesoderm dipisahkan oleh rongga tubuh yang tebentuk menjadi dua lapisan, yaitu lapisan dalam dan lapisan luar. Kedua lapisan tersebut mengelilingi rongga dan menghubungkan antara dorsal dan ventral membentuk mesentrium yang berfungsi sebagai penggantung organ dalam. Selomata berevolusi menjadi dua kelompok yaitu :
2.PORIFERA
Porifera berasal dari kata porus yang berarti lubang kecil dan ferre yang berarti membawa atau mengandung. Jadi porifera dapat diartikan hewan yang mengandung lubang – lubang kecil atau hewan – hewan berpori – pori. Serta memiliki sistem kanal atau saluran air untuk mensirkulasikan air di dalam tubuhnya.
CIRI – CIRI PORIFERA
Porifera mempunyai ciri khusus berupa pori – pori mikroskopis. Dalam fase hidupnya, porifera mengalami dua bentuk kehidupan, yaitu hidup berenang bebas dan hidup menetap. Porifera belum mempunyai organ pencernaan, sistem saraf, dan sistem peredaran darah. Pori – pori pada tubuh porifera disebut ostium. Ostium berfungsi seperti mulut dan tersusun dari saluran – saluran kecil yang bermuara pada rongga tubuh yang disebut spongosol atau paragaster. Spongosol bermuara pada puncak tubuh yang berupa saluran pelepasan yang disebut oskulum. Porifera merupakan hewan diploblastik atau tersusun dari dua lapis sel.
Porifera mempunyai saluran air yang unik. Sistem saluran air pada porifera ada tiga tipe yaitu :
a.Asconoid
Lubang – lubang ostium pada tipe ini langsung dihubungkan saluran lurus yang menuju spongosol. Contoh Leucosolenia sp.
b.Syconoid
pada tipe ini lubang – lubang ostium dihubungkan dengan saluran yang bercabang – cabang kerongga – rongga yang berhubungan langsung dengan spongosol. Contoh Scypha sp.
c.Leuconoid
Pada tipe – tipe ini lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang – cabang ke rongga yang sudah tidak berhubungan dengan spongosol. Contoh Spongia sp.
3.CTENOPHORA
Filum Ctenophora dan Cnidaria dikelompokkan sebagai Coelenterata yang berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Coelenterata sering disebut sebagai hewan berongga . semua hewan yang tergolong Ctenophora hidup di laut. Memiliki tubuh yang lunak tak berwarna dan mampu menghasilkan cahaya ( biolumenensis ). Hewan ini memiliki organisasi jaringan yang sederhana dengan hanya dua lapisan sel yaitu, sel eksternal dan eksternal.tubuh hewan ini memiliki simertri radial. Perbedaan hewan ini dengan Cnidaria adalah sistem pencernaannya. Ctenophore memiliki mulut untuk masuknya makanan serta dua lubang anus untuk mengeluarkan air dan kotoran di ujung yang lain.
Dinding tubuh Ctenophora dapat dapat dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma. Pada umumnya, Ctenophora tidak mempunyai nematosista, tetapi tentakelnya mempunyai sel – sel yang menghasilkan zat perekap untuk menangkap mangsa. Contoh Mnemiopis, Pleurobranchia, dan Cucumis.
4.FILUM COELETERATA/CNIDARIA
Nama Cnidaria ini diberikan karena hewan ini memiliki sel – sel knidosit/knidoblast yang berisi organel – organel sengat. Spesies ini sebagian hidup di laut, sebagian Cnidaria hidup soliter sedangkan yang lain hidup berkoloni.
Cnidaria dibagi menjadi tiga kelas utama, yaitu Hidrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa.
1.Hydrozoa
Sebagian besar hidup di laut dan berkoloni. Siklus hidup sebagian besar Hydrozoa, mencakup tahap polip yang aseksual dan tahap ,medusa yang seksual, misalnya Obelia. Ada pula yang tetap berbentuk polip misalnya Hydra.
Hydra mempunyai tentakel yang dilengkapi dengan sel knidosit. Knidosit mengandung nematosista, yaitu benda seperti sengat yang mengeluarkan racun (neutrotoksin) untuk melumpuhkan mangsanya dengan cara ditusukkan ke tubuh mangsa.
2.Scyphpozoa
Scyphozoa memiliki bentuk tubuh seperti mangkuk, transpran dan melayang – layang di laut. Hewan ini memiliki lapisan mesoglea yang tebal sebagai sumber nutrisi. Pada siklus hidupnya, bentuk tubuh medusa merupakan fase dominan. Contoh ubur – ubur (Aurelia aurita).
Scyphozoa mengalami metagenesis yaitu perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual dalam satu generasi yaitu sbb.
Spermatozoid keluar dari lubang mulut medusa jantan dan masuk ke dalam usus medusa betina untuk membuahi telurnya (fertilisasi internal). Hasil dari pembuahannya adalah zigot. Zigot melekat pada sekeliling mulut dan tumbuh memjadi larva yang disebut planula. Planula memiliki rambut getar untuk melekat pada dasar laut, kemudian rambut getarnya di buang. Lalu tumbuh menjadi polip yang bentuknya seperti terompet, dan disebut skifistoma,yang memliki lempeng basalis, mulut, dan tentakel.
3.Anthozoa
Anthozoa berasal dari bahasa Yunani, anthos berarti bunga, dan zoon berarti hewan. Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga. Anggota kelas ini hidup di laut sebagai polip soliter maupun koloni. Hewan kelompok ini tidak memiliki bentuk medusa. Tubuh Anthozoa tersusun dari kalsium karbonat (CaCO2). Tubuh Athozoa berbentuk silinder pendek dan pada salah satu ujungnya terdapat mulut berupa celah yang dikelilingi oleh tentakel yang mengandung nematosida. Ujung yang lain berupa lempeng untuk melekatkan diri pada suatu dasar. Di bawah mulut terdapat kerongkongan yang disebut stomadeum. Sepanjang stomadeum terdapat saluran sempit yang bersila dan disebut sifonoglifa yang merupakan alat pernapasan yang paling sederhana.
Berdasarkan banyaknya sekat – sekat di dalam rongga tubuh kelas Anthozoa dibagi menjadi dua subkelas, yaitu Hexacorallia (bersekat enam) dan Octocorallia (bersekat delapan).
Hexacorallia memiliki sedikit tentakel yang kadang – kadang sedikit bercabang.
Octodorallia memiliki delapan tentakel yang bercabang – cabang seperti bulu dan memiliki delapan sekat.